Latte Factor, Pengeluaran Kecil yang Bisa Membuat Cepat Miskin!

latte factor

Para pecinta kopi tahukah anda dengan istilah latte factor? Apa dampaknya terhadap keuangan seseorang? Pengeluaran kecil apa saja yang tidak anda sadari sehingga membuat boros?

Kopi memang memberikan efek “melek” dan sangat ampuh dikala kantuk mulai melanda daripada harus menahannya kebanyakan orang akan meminum kopi agar kembali produktif menjalani aktivitas.

Dalam sebulan berapa pengeluaran anda hanya untuk meminum di coffee shop? Kebiasaan orang Indonesia setiap meminum kopi pasti ada makanan pendamping pastinya harus mengeluarkan nominal cukup besar dalam sehari.

Coffee Shop sekarang sudah banyak tersebar dimanfaatkan para kawula muda untuk nongkrong, mengerjakan tugas kuliah atau pekerjaan kantor.

Dari segi design pun menampilkan konsep seperti layaknya dirumah sendiri dilengkapi dengan fasilitas wifi dan musik akustik membuat para pengunjung merasa nyaman hingga mereka betah untuk berlama-lama disana.

Disini kami tidak akan membahas membahas tentang Coffee Shop tetapi berfokus pada efek keuangan yang ada kaitannya dengan faktor latte.

Apa Itu Latte Factor?

Dampak latte factor

Faktor latte yang akan kami bahas tidak hanya sekedar tentang kopi tetapi masih ada kaitannya dengan pengeluaran-pengeluaran kecil (disadari atau tidak) membuat anda boros walaupun sudah berhemat.

Istilah tersebut telah dipopulerkan David Bach, beliau ialah seorang penulis buku finansial ternama.

Seperti yang sudah disinggung diatas menurut David Bach istilah itu muncul untuk mengkritik kebiasaan masyarakat kota besar.

Kebiasaan mengkonsumsi kopi yang nominalnya terbilang kecil untuk sebagian orang tapi ternyata jika dihitung-hitung lumayan juga kalau uangnya ditabung atau sebagai dana cadangan.

Ditawarkannya berbagai cita rasa kopi semakin membuat penasaran dan terkadang merasa berkecil diri kalau tidak turut merasakannya.

Konsep instagramable kekinian membuat para anak-anak hits senantiasa berbondong-bondong untuk mencicipi kopi tersebut sekaligus upload foto ke instastory mereka.

Baik kembali ke topik latte factor dan keuangan, bayangkan bila karyawan/i dalam satu hari mengkonsumsi kopi seharga Rp. 25.000 jika dalam seminggu berarti uang yang harus dikeluarkan adalah sebesar Rp. 175.000 dan dalam satu bulan Rp. 750.000,-.

Belum lagi tambahan cake atau makan di restoran silahkan anda hitung sendiri. Menyenangkan diri tentu boleh-boleh saja anggap sebagai self reward.

Hal terpenting adalah untuk memenuhi kebutuhan utama terlebih dahulu baru keinginan, sedangkan untuk mendapatkan dana lebih untuk urusan darurat anda dapat mengajukan pinjaman.

“kalau saya tidak punya kewajiban atau tanggungan kadang membuat saya kurang bersemangat mencari uang”, adakah kerabat atau tetangga kalian yang pernah mengatakan sama persis?

Karena tiap orang mempunyai kebiasaan, kepribadian, keperluan dan motivasi berbeda sehingga kami tidak menyalahkan keputusan mereka.

Menganggap utang bisa menjadi motivasi untuk bekerja lebih keras di satu sisi baik apabila anda menggunakan uang tersebut dengan sebaik-baiknya, misalnya di saat waktu gajian belum tiba anda harus mengirimkan uang kepada orangtua ajukan saja pinjaman cepat cair.

Penyebab-Penyebab Latte Factor

pengertian latte factor

Berikut adalah penyebab-penyebab kecil lain dari Latte Factor selain karena konsumsi kopi :

  1. Makan di restoran mewah

Mutu dan kualitas makanan yang terjamin menjadi alasan untuk makan di restoran mahal. Kalau dilakukan hampir setiap hari atau minggu lama kelamaan pengeluaran semakin membludak.

Gaji besar bukan jaminan orang akan selalu hidup enak, semua tergantung dari bagaimana orang tersebut mengelola uang. Ada orang yang bergaji pas-pasan tetapi pintar mengatur uang dan hutang.

  1. Membayar biaya transfer antarbank

Melakukan transaksi beda bank akan dikenakan biaya administrasi sebesar Rp. 6.500,-/transaksi. Bila dilakukan lebih dari 5 Kali dalam kurun waktu sebulan totalnya sekitar Rp. 32.500,-.

  1. Ongkos kirim barang

Membeli barang sekarang jauh lebih mudah karena semua serba online sudah tidak terhalang jarak lagi karena kurir siap mengirimkan barang ke rumah konsumen dengan aman dan nyaman.

Biaya untuk ongkos kirim barang dari satu ke wilayah lain berbeda-beda misalkan saja ongkos pengiriman dari bali ke jakarta kurang lebih Rp. 35.000,-.

Berbelanja di salah satu marketplace yang menawarkan gratis ongkir bisa meminimalisir keuangan, namun biasanya syarat dan ketentuan berlaku.

  1. Menjadi member suatu merchant

Member gym, chatime, ramayana dan beberapa merchant lainnya anda telah bergabung. Jika seandainya anda sudah membayar gym mahal tetapi jarang sekali datang untuk berolahraga bukankah sangat sayang uangnya?

Demi mendapatkan poin atau potongan harga, anda rela membeli pakaian mahal lebih dari satu pcs padahal baju yang lain masih belum terpakai.

  1. Membayar parkiran di Mall

Tarif parkiran untuk motor dikenakan 2 jam pertama sebesar Rp. 2.000 dan untuk mobil Rp. 5.000. Kita buat perhitungan seperti ini :

X selalu pergi ke mall sebulan 5 kali dengan menggunakan sepeda motor durasi X berada di mall sekitar 4 Jam.

2 jam pertama   = Rp.   2.000

2 jam kedua       = Rp.   4.000

Rp. 4.000 x 5       = Rp. 20.000 (biaya parkir dalan sebulan)

  1. Terlalu sering membeli paket kuota internet

Operator seluler menetapkan tarif berbeda-beda setiap paket internet ada yang mulai dari Rp. 25 ribu, Rp. 50 ribu hingga Rp. 250 ribu.

Penggunaan internet yang boros dan tidak dibatasi membuat pengeluaran untuk membeli paket internet lebih besar dari budget awal.

Kalau dalam sebulan anda mengisi sebanyak 2x dengan nominal Rp. 100 ribu maka total pengeluaran paket internet sejumlah Rp. 200 ribu.

Efek Positif dan Negatif Mengkonsumsi Kopi Bagi Tubuh

Positif

  • Mengurangi risiko terkena alzheimer, parkinson
  • Mampu meningkatkan memori jangka pendek
  • Dapat meredakan sakit kepala
  • Sebagai antioksidan yang efektif

Negatif

  • Merusak gigi
  • Kurang cocok untuk penderita maag
  • Menyebabkan insomnia
  • Bila dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan gangguan jantung

Benarkah Millenial Enggan Mempunyai Rumah Dikarenakan Faktor latte?

penyebab latte factor

Banyak orang yang ingin mempunyai rumah pribadi tetapi kenapa justru millenial berpikir sebaliknya? Apakah benar dikarenakan faktor latte?

Memang benar faktor tersebut yang menjauhkan generasi sekarang untuk membeli rumah, harga rumah dan tanah yang selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun secara signifikan membuat mereka kesulitan.

Tidak adanya kenaikan gaji untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan ditambah lagi pengaturan keuangan yang buruk semakin membuat orang terpuruk. Harga barang disebabkan inflasi semakin kurang terkendali.

Gengsi yang lebih besar karena perasaan ingin diakui dan dianggap mampu oleh orang banyak juga membuat seseorang secara matian-matian memebeli barang atau bergaya hidup wah.

Properti untuk generasi sekarang masih belum menjadi pilihan investasi jangankan investasi berpikir untuk mempunyai rumah sendiri hanya sekedar angan-angan.

Masalah Keuangan

masalah keuangan

Pengeluaran kecil, rutin dilakukan dan sifatnya kurang begitu penting itulah latte factor kebocoran-kebocoran yang tanpa anda sadari menggerogoti isi dompet dan tabungan.

Sehingga selalu terjerat masalah keuangan tanpa adanya solusi yang pasti seharusnya bijak dalam mengelola keuangan.

Mempunyai cita-cita membuat usaha dan mau resign dari kantor karena sudah benar-benar jenuh dengan suasana dan pekerjaan yang selalu deadline?

Perlunya tambahan modal sebelum proses eksekusi dimulai dari perencanaan yang sudah dibuat akan muncul biaya-biaya tambahan. Kekurangan dana tersebut dapat ditutupi melalui pengajuan dana online.

× Chat Only